Mahasiswa "kupu-kupu" atau "kura-kura"
Kepanjangan istilah "kupu-kupu" yaitu "kuliah-pulang kuliah-pulang". Maksudnya, mahasiswa "kupu-kupu" adalah mahasiswa yang terbiasa untuk langsung pulang ke indekos atau rumahnya setelah kegiatan perkuliahan selesai, alias lebih fokus kepada kegiatan akademik dan tidak disibukkan oleh kegiatan nonakademik seperti kepanitiaan sebuah acara, organisasi, dan lain sebagainya.
Kebalikkannya, "kura-kura" memiliki kepanjangan "kuliah-rapat kuliah-rapat" yang mana mahasiswa "kura-kura" sering disibukkkan oleh kegiatan nonakademik yang biasanya banyak menyelenggarakan rapat dan alhasil fokus mahasiswa tersebut terbagi dari kewajiban akademiknya.
walaupun merupakan guyonan, hal ini sebenernya ada benernya lho! Ada beberapa pihak yang berdebat untuk memilih mana yang lebih baik antara mahasiswa "kupu-kupu" atau "kura-kura". Sebagian menanggapinya dengan serius hingga menimbulkan pertengkaran untuk mempertahankan argumennya. Hmm, bagaimana kita menyikapi dengan bijak perdebatan ini ya?
Seorang mahasiswa pasti memiliki prioritasnya masing-masing. Mahasiswa "kupu-kupu" berarti ia ingin fokus kepada kewajiban akademiknya. Bisa jadi dirinya memiliki impian untuk menjadi seorang akademisi dimasa depan, karenanya ia belajar dengan giat dalam perkuliahannya.
Lalu untuk mahasiswa "kura-kura", dirinya cenderung memiliki keinginan untuk mengembangkan minat dan bakatnya diluar kegiatan akademik, misalnya ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa di kampusnya seperti unit fotografi atau olahraga. Bisa jadi, ia juga mencari hal yang bisa menghilangkan rasa jenuh setelah belajar didalam kelas.
KETIKA MAHASISWA MEMILIH MENJADI SEORANG AKADEMISI YA ITU BAGUS.
CUMA JADILAH AKADEMISI YANG MEMANG BERPIHAK KEPADA MASYARAKAT.
Wali berkata, yang terpenting adalah mahasiswa harus sadar akan kewajiban mengabdi kepada masyarakat. "Harus insaf sebagai seorang mahasiswa yang menjadi bagian dari masyarakat. Maksud saya ketika mahasiswa memilih menjadi seorang akademisi ya itu bagus. Cuma jadilah akademisi yang memang berpihak kepada masyarakat, yang punya inovasi bisa mengembangkan kesejahteraan masyarakat juga. Jangan menjadikan hal itu sebagai capaian pribadi saja," ujar Wali.
Ia juga berharap agar mahasiswa bisa menyikapi berbagai hal namun tidak boleh melupakan hak dan kewajibannya. "Pada akhirnya setiap mahasiswa harus moderat. Setiap kita menyikapi hidup itu, tidak hanya mahasiswa tapi semua orang juga, harus seperti itu. Harus melakukan setiap kewajibannya dan harus menerima hak-haknya juga," pungkasnya. Jadi, bagaimana? Masih mau berdebat mana yang lebih baik, mahasiswa "kupu-kupu" atau "kura-kura? Daripada saling mencela, ada baiknya jika kita saling menghormati keputusan atau pilihan hidup masing-masing, lalu mengerahkan usaha kita sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik didunia perkulihan.
Mudah-mudahan dengan penjelasan diatas dapat memotivasi dan memperkuat tekad dan ambisimu untuk menjadi mahasiswa "kura-kura". Nih, saya akan kasih referensi kampus yang oke banget untuk mendukung karir dan pendidikan mu bisa berjalan beriringan. Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri (STT-NF) adalah jawabanya. Fyi, STT-NF sedang membuka penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2021/2022. Yang memiliki 2 program studi yang sudah terakreditasi B yaitu Sistem Informasi & Teknik Informatika. Ada peluang Beasiswa 100% full sampai lulus juga loh! Tunggu apa lagi, segera daftarkan dirimu.
Semoga Bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar